Superfine

Karena mereka percaya, musik yang mereka bawakan itu mereka mainkan dengan setulus hati, dan segala sesuatu yang dilakukan dengan tulus pasti akan menghasilkan hal-hal positif, baik bagi yang menikmati, maupun untuk mereka sendiri...

Barkodz

Bisa dibilang Drummer yang satu ini adalah Motor Penggerak! Ya, tidak bisa dipungkiri, Barkodz tidak akan pernah berdiri tanpa kegigihan lelaki berjanggut tebal ini. Lelah berkelana tanpa tujuan bersama Band-band yang merekrutnya, Rizal memutuskan...

Modiz

Dengan kepiawaian Dendi (ini personil Modiz yang paling imut menurut gw, hihi..) ketika ‘mencabik’ Gitar, dan alunan vokal Dani yang khas, menjadikan musik mereka lebih berwarna. Seperti kebanyakan band lainnya, Modiz pun berharap bisa merambah ...

Audio Air

Audio Air (atau yang lebih dikenal dengan nama AA Band) adalah salah satu band Majalengka yang terbentuk pada tanggal 09 Agustus 2008. Dengan menggabungkan berbagai karakter musik seperti Progressive Rock dalam...

Razzor

Awal tercetusnya nama band ini adalah ketika Ferga (Vocalis) yang selalu menjaga penampilannya, mencoba untuk membersihkan bulu-bulu halus (kumis) di sekitar wajahnya dengan sebuah alat pencukur , dari situ dia ...

Sabtu, 31 Desember 2011

Razzor

Berawal dari kebersamaan dalam satu lingkungan Kampus (Universitas Majalengka), dan kecintaan mereka terhadap musik, akhirnya pada tanggal 10 Oktober 2010 terbentuklah sebuah Band yang mereka beri nama Razzor.

Kenapa harus “Razzor (Silet)” ?
Awal tercetusnya nama band ini adalah ketika Ferga (Vocalis) yang selalu menjaga penampilannya, mencoba untuk membersihkan bulu-bulu halus (kumis) di sekitar wajahnya dengan sebuah alat pencukur , dari situ dia melihat ‘bahwa sekecil apapun sebuah silet, ketajamannya tak perlu diragukan lagi’. Hal itulah yang mendorong 5 Personil Razzor yaitu Tri Ferga Prassetyo (Vocal), Septian Samya Nugraha (Lead Guitar), Ezar Akbar (Guitar), Dede Mukhtaron (Bass) dan Farhan Arrahman (Drum) untuk selalu optimis, bahwa dengan ‘Ketajaman’ Bandnya, mereka juga dapat ‘mempertajam’ Industri Musik di Tanah Air.
Yups, sikap optimis Razzor mungkin patut ditiru oleh kita, mengingat Razzor masih terbilang sebagai Band Pendatang Baru, namun eksistensi mereka sebagai ‘Penghibur’ di Pentas Musik Majalengka tak perlu diragukan lagi..

Influence:
J-Rock, Drive, Five Minutes, Armada, Gigi, Larc_n_ciel, Muse, Paramore, The Beatles.

Event’s:
Juara 1 Jingle UNMA (Universitas Majalengka) 2010
Band Undangan Ospek Mahasiswa UNMA 2010
Bintang Tamu di ‘Jatiwangi Music Competition’
Band Pengiring di ‘Second Civil & Samantha With Pro Mild’
Etc

Contact Booking & Info:
Dony (Manager): 085324892928
Basecamp         : Depan Kantor Kelurahan Cijati, Majalengka Jawa Barat 45415 
Email                  : razzor@gmail.com
Facebook          : www.facebook.com/RazzoR
Twitter                : www.twitter.com/RazzoR

Download Lagu dari Razzor:
Hilang Rasa     (Download)

Selasa, 20 Desember 2011

Yngwie Malmsteen

Biografi:
Yngwie Malmsteen merupakan pelopor yang melahirkan seluruh gitaris shredder, setelah Eddie Van Halen (Van Halen) pertama kali membawakan tembang “Eruption” pada tahun 1978 yang memperkenalkan teknik “two handed tapping”, Yngwie meluncurkan album klasik Baroque Shred debutnya “Rising Force” yang mengegerkan komunitas gitar rock, menciptakan standar baru untuk kecepatan & keahlian dalam bermain. Warna “Neo-Classical” yang di bawakan Yngwie adalah berdasarkan struktur komposisi dari J.S Bach (1685-1750) dan Niccolo Paganini (1782-1840).
Setelah itu muncul para gitaris shredder yang menghasilkan sekian banyak album yang sukses. Hampir setiap minggu muncul gitaris baru yang mengklaim dirinya sebagai gitaris baru yang paling cepat di dunia. Sebagai contoh: Paul Gilbert, Marty Friedman, Jason Becker, Richie Kotzen, Vinnie Moore, Tony Macalpine, Greg Howe, dll. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa Yngwie merupakan pahlawan gitar yang patut diacungi jempol.
Pernikahan ayah Yngwie (seorang kapten tentara) dan ibunya (Rigmor – seniman) diakhiri dengan penceraian tidak lama setelah Yngwie lahir. Di samping itu Yngwie juga memiliki seorang kakak perempuan bernama Ann Louise dan kakak lelaki Bjorn. Yngwie terlahir sebagai anak bungsu yang liar, tidak bisa diatur dan ceria.
Pada awalnya Yngwie mencoba untuk mempelajari piano dan trumpet tetapi ia tidak dapat menguasai alat musik tersebut. Acoustic guitar (gitar bolong) yang dibeli oleh ibunya pada waktu dia berusia 5 tahun juga tidak disentuh Yngwie dan dibiarkan bergelantung di dinding.
Sampai akhirnya pada tgl 18 September 1970, Yngwie melihat sebuah acara spesial mengenai meninggalnya Jimi Hendrix. Di situ Yngwie yang masih berusia 17 tahun menyaksikan bagaimana Jimi Hendrix menghasilkan bunyi feedback guitar dan membakar gitarnya di depan penonton. Pada hari wafatnya Jimi Hendrix tsb lahirlah permainan gitar Yngwie.
Yngwie yang penasaran kemudian membeli sebuah Fender Stratocaster murah, mencoba memainkan tembangnya Deep Purple dan menghabiskan banyak waktu untuk mengetahui rahasia dari alat instrumen dan musiknya sendiri. Kekaguman Yngwie terhadap Ritchie Blackmore (gitaris Deep Purple) yang dipengaruhi oleh musik klasik dan kekaguman terhadap kakak perempuannya yang sering memainkan komposisi Bach, Vivaldi, Beethoven, dan Mozart, memberikan ide kepada Yngwie untuk menggabungkan musik klasik tersebut dengan musik Rock. Yngwie terus bermain seharian penuh sampai tidurpun dia masih tetap bersama gitarnya.
Pada usia 10 tahun, Yngwie menggunakan nama kecil dari ibunya “Malmsteen”, memfokuskan seluruh energinya dan berhenti sekolah. Di sekolah Yngwie dikenal sebagai pembuat onar dan sering berantem, tetapi pintar dalam pelajaran bahasa Inggris dan seni. Ibunya yang menyadari bakat musiknya yang unik, mengizinkan Yngwie tinggal di rumah dengan rekaman dan gitarnya. Setelah menyaksikan violinis Gideon Kremer membawakan komposisi Paganini: 24 Caprices di televisi, Yngwie akhirnya mengetahui bagaimana cara mengawinkan musik klasik dengan skill permainan dan kharismanya.
Yngwie dan beberapa temannya merekam 3 lagu demo dan dikirim ke studio rekaman CBS Swedia, tetapi rekaman tersebut tidak pernah digubris atau diedarkan. Oleh karena frustasinya, Yngwie menyadari bahwa dia harus meninggalkan Swedia dan mulai mengirimkan demo rekaman dia ke berbagai studio rekaman di luar negeri. Salah satu dari demo tape Yngwie ternyata jatuh ke tangan konstributor Guitar Player dan pemilik Shrapnel Records: Mike Varney. Akhirnya Yngwie mendapat undangan ke Los Angeles untuk bergabung dengan band terbaru Shrapnel: “Steeler”. Pada bulan February 1983 Yngwie berangkat dari Swedia ke Los Angeles dengan bekal keahlian dan gaya permainan barunya.
Selanjutnya permainan Yngwie dikenal dunia dengan permainannya yang sangat cepat di intro lagu “Hot On Your Heels”. Yngwie kemudian pindah ke group band Alcatrazz, sebuah band yang bergaya “Rainbow” dan didirikan oleh penyanyi Graham Bonnett. Walaupun telah bergabung dengan Alcatrazz yang menampilkan sekian banyak solo hebat di lagu “Kree Nakoorie”, “Jet to Jet,” dan “Hiroshima Mon Amour”, Yngwie masih merasa terlalu dibatasi oleh band itu sendiri. Akhirnya Yngwie berpikir bahwa hanya album sololah yang menjadi solusi terbaik.
Album solo pertama Yngwie: Rising Force (kini dinobatkan sebagai kitab musik rock Neo-Classical) berhasil memasuki nomor 60 di tangga Billboard charts untuk musik instrumental gitar tanpa berbau komersil. Album ini juga memenangkan nominasi Grammy untuk Instrumental Rock Terbaik. Tidak lama kemudian Yngwie terpilih sebagai Gitaris Pendatang Baru Terbaik di berbagai majalah dan media, Gitaris Terbaik Tahun Itu, dan Rising Force menjadi Album Terbaik untuk tahun itu juga.
Pada 22 June 1987 mendekati ultah Yngwie yang ke-24, Yngwie mengalami kecelakaan dengan mobil Jaguarnya yang mengakibatkan dia koma hampir seminggu. Penyumbatan darah pada otak Yngwie juga menyebabkan tangan kanannya tidak berfungsi. Karena takut akan karirnya yang akan berakhir itu, Yngwie dengan susah payah mengikuti terapi untuk memulihkan kembali tangan kanannya. Setelah itu Yngwie mendapat cobaan lagi dari kematian ibunya di Swedia akibat penyakit kanker yang menghabiskan banyak biaya medical. Jika Yngwie orang lain, mungkin sudah menyerah dengan nasib seperti itu, tetapi Yngwie justru berubah dan kembali ke musiknya dengan semangat yang tinggi.
Setelah itu Yngwie meluncurkan album yang laris manis seperti Odyssey, Eclipse, Fire & Ice, Seventh Sign, I Can’t Wait, Magnum Opus, Inspiration, Facing the Animal, Alchemy, War To End All Wars dan akhirnya Yngwie berhasil mewujudkan cita-citanya untuk bermain bersama sebuah Orkestra penuh di salah satu album terbarunya: Concerto Suite for Electric Guitar and Orchestra in Eb minor, Op. 1 (tahun 1998).
Ketika merelease albumnya Eclipse (1990), Yngwie sempat tour dan membuat konser yang sukses di Indonesia (Jakarta, Solo, & Surabaya).
Album-album berikutnya adalah Attack!! yang memuat nomor hits instrumental Baroque & Roll. Pada tahun 2003, Yngwie diajak bergabung dalam formasi G3 bersama Joe Satriani dan Steve Vai yang menelurkan 1 album dan 1 video. Setelah selesai tur bersama G3, ia merampungkan album terbarunya Unleash The Fury. Album tersebut direlease awal tahun 2005.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More